Maimudin Tanjung, pegiat media sosial yang mempublikasikan hasil pollin |
SINGKIL || Liputan9.online - Di tengah dinamika Pilkada Aceh Singkil, sebuah polling di Instagram yang dilakukan secara transparan menjadi sorotan publik. Namun, muncul oknum warga Facebook yang tidak percaya dengan hasil polling tersebut, terutama karena hasil persentase yang mencapai 101%. Mereka mempertanyakan validitas polling tersebut dan merasa seharusnya total persentasenya adalah 100%.
Maimudin Tanjung, pegiat media sosial yang mempublikasikan hasil polling, menjelaskan bahwa hasil tersebut adalah apa adanya, tanpa ada perubahan ataupun rekayasa. Polling berlangsung secara terbuka pada hari Jumat, disaksikan oleh seluruh followers akun Instagram pelaksana, dan hasilnya ditampilkan secara real-time selama 1x24 jam. Setiap detik, menit, dan jam perkembangan polling dapat dilihat oleh siapa saja yang mengikuti prosesnya.
Dalam merespons keraguan terkait persentase 101%, Maimudin memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perhitungan polling di Instagram. Instagram terkadang menghasilkan total persentase yang tidak genap 100%. Hal ini disebabkan oleh pembulatan otomatis angka pada setiap opsi polling. Misalnya, jika total suara dibulatkan ke angka desimal terdekat, maka jumlah persentase dari beberapa opsi bisa sedikit lebih atau kurang dari 100%. Ini bukan suatu kesalahan, melainkan sifat alami dari sistem Instagram dalam melakukan pembulatan otomatis pada hasil polling.
Maimudin menegaskan bahwa polling ini dilakukan dengan jujur dan tidak ada perubahan apa pun pada hasilnya. Setiap suara yang masuk merupakan hasil partisipasi murni dari pengguna Instagram yang mengikuti polling tersebut.
“Menyampaikan kebenaran adalah tanggung jawab saya. Tidak ada manipulasi dalam proses polling ini, dan saya tidak menerima imbalan dari siapa pun,” tegas Maimudin.
Mari kita bijak dalam menanggapi informasi di ruang publik digital. Setiap platform memiliki mekanisme perhitungan yang berbeda, dan kesalahpahaman dapat diselesaikan dengan dialog yang terbuka dan rasional. Demokrasi yang sehat bukan hanya soal hasil, tetapi juga tentang bagaimana kita menyikapi proses dengan adil dan bijaksana.
( Red )